Sejarah Perusahaan, Visi dan Misi ,Struktur Organisasi, Infrastruktur IT pada Bank Permata.
Sejarah Perusahaan
Bank Permata merupakan salah satu
bank swasta yang berada di Indonesia. Bank Permata merupakan anak usaha dari
Bangkok Bank yang berkantor pusat di Jakarta. Bank Permata sendiri beralamatkan
di Jakarta Pusat, Wil. Kota. Hayam Wuruk Jakarta, Jl. Hayam Wuruk No. 84-85.
Menteng Gondangdia Jakarta, Jl. Rp Soeroso No.40d 42a. Untuk mendukung kegiatan
bisnisnya, Bank permata hingga akhir tahun 2020, perusahaan bank ini memiliki
301 kantor cabang, 4 kantor cabang bergerak, 925 Atm yang tersebar di 62
kabupaten/kota dan memiliki 23 titik pembayaran syariah yang tersebar di
Indonesia.
Perusahaan Bank Permata ini
mengawali sejarahnya pada tanggal 17 Desember 1954 dengan nama “PT Bank Persatuan Dagang Indonesia”. Pada
tanggal 8 Mei 1956, Bank Indonesia menetapkan Bank Permata sebagai sebuah bank
devisa. Pada tanggal 20 Agustus 1971, nama bank ini berubah menjadi “PT Bank Bali”. Pada tanggal 15 Januari
1990, Bank ini resmi melantai di Bursa Efek Jakarta. Pada tahun 2000, Badan
Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) merekapitulasi bank permata, dan
pemerintahan Indonesia pun menjadi pemegang saham utama didalam bank ini. Pada
tahun 2002, dengan pengawasan dari BPPN, PT Bank Universal Tbk, PT Bank Prima
Express, PT Bank Artamedia, dan PT Bank Patriot digabung ke dalam bank ini.
Nama bank ini kemudian diubah menjadi seperti sekarang. Pada tahun 2004,
Standard Chartered dan Astra International masing-masing mengambil alih 25,86%
saham bank ini, sehingga keduanya bersama-sama menjadi pengendali bank ini, dan
pada akhir tahun 2004, keduanya meningkatkan kepemilikan sahamnya di bank ini
masing-masing menjadi 31,55%.
Pada tahun 2006, keduanya kembali
meningkatkan kepemilikan sahamnya di bank ini menjadi 89,01%. Pada tahun 2010,
bank ini mengakuisisi PT GE Finance Indonesia, dan kemudian mengubah nama
perusahaan tersebut menjadi PT Sahabat Finansial Keluarga. Pada tahun 2010
juga, untuk pertama kalinya, bank ini berhasil mencatatkan laba bersih sebesar
lebih dari Rp 1 triliun. Setahun kemudian, untuk pertama kalinya, bank ini juga
berhasil mencatatkan aset sebesar lebih dari Rp 100 triliun. Pada tahun 2014,
perusahaan ini resmi menguasai 25% saham PT Astra Sedaya Finance, namun
kemudian dilepas pada tahun 2018. Pada tanggal 13 Desember 2019, Bangkok Bank
mengumumkan rencananya untuk mengakuisisi mayoritas saham bank ini. Pada tahun
2020, Bangkok Bank resmi membeli 89,12% saham bank ini, dan kemudian
ditingkatkan menjadi 98,71%. Sesuai arahan dari Otoritas Jasa Keuangan, PT
Bangkok Bank Indonesia lalu mengintegrasikan kantor cabangnya di Jakarta, serta
kantor cabang pembantunya di Medan dan Surabaya ke dalam bank ini.
Visi Dan Misi Bank Permata.
Bank Permata memiliki visi dan misi
yang berada didalam sistem Bank ini. Visi dan misi nya ialah sebagai berikut.
Visi
: Menjadi bank pilihan dengan terus
membina kemitraan dan menciptakan nilai bermakna bagi Stakeholder.
Misi
: 1. Berperan aktif sebagai mitra di bidang kauangan dan agen pembangunan yang
efisien bagi nasabah dan masyarakat.
2.
Memberikan layanan keuangan menyeluruh secara sederhana, cepat, andal dan
inovatif.
3.
Berkomitmen untuk memberikan pengalaman unggul bagi pemangki kepentingan dan
membangun nilai positif bagi pemegang saham.
Struktur Organisasi pada Bank
Permata.
Adapun struktur organisasi yang
tersusun didalam Bank Permata ini, ialah sebagai berikut.
1. Dewan Komisaris :
Chatsiri Sophonpanich (Utama)
Komisaris : Chong Toh, Niraman Laisathit, Chalit
Tayjasanant.
Komisaris
Independen : Haryanto Sahari,
Rahmat Waluyanto, Goei Siauw Hong,
Yap Tjay Soen.
2. Komite Audit
3. Komite Pengawas Risiko.
4. Komite Remunerasi dan Nominasi.
5. Komite Tata Kelola Terintegrasi.
6. Direktur Utama :
Meliza Musa Rusli.
7. Direktur Keuangan :
Lea Kusumawijaya.
8. Direktur Sumberdaya Manusia : Dayan Sadikin.
9. Direktur Hukum & Kepatuhan : Dhien Tjahajani.
10. Direktur Direktur Risiko : Suwatchai Songwanich.
11. Direktur Retail Bank : Djumariah Tenteram.
12. Direktur Unit Usaha Syariah : Herwin Bustaman.
13. Direktur Wholeshale Banking : Darwin Wibowo.
14. Direktur Direktur Teknologi & Operasi :
Abdy D. Salimin.
15. Div. Head Internal Audit :
Anke Subandy.
16. Div. Head. Network :
Eddie Sajoga.
17. Div. Head. Strategi Office :
Setiano Budiman.
18. Chief Credit Officer :
Felix Aristo Ardian.
dll.
INFRASTRUKTUR
IT PADA BANK PERMATA
Infrastruktur
yang terdapat didalam bank permata salah satunya adalah metode investasi jangka
panjang atau reksa dana yang disebut dengan “BNP
Paribas Infrastruktur Plus”. REKSA DANA BNP PARIBAS INFRASTRUKTUR PLUS
bertujuan untuk memberikan tingkat pengembalian yang optimal atas nilai
investasi jangka panjang yang menarik dengan investasi pokok kepada Efek
Bersifat Ekuitas atau saham yang terkait dengan tema infrastruktur.
REKSA DANA BNP PARIBAS INFRASTRUKTUR
PLUS melakukan investasi dengan komposisi portofolio minimum 80% (delapan puluh
per seratus) dan maksimum 100% (seratus per seratus) pada Efek Bersifat Ekuitas
yang dijual dalam Penawaran Umum dan/atau diperdagangkan di Bursa Efek baik di
dalam maupun di luar negeri, dengan investasi pokok pada Efek Bersifat Ekuitas
yang terkait dengan tema infrastruktur; minimum 0% (nol per seratus) dan
maksimum 20% (dua puluh per seratus) pada Efek Bersifat Utang termasuk
instrumen pasar uang yang mempunyai jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
Apa saja keuntungan nya berinvestasi
di BNP PARIBAS INFRASTRUKTUR PLUS ini?, ada beberapa macam keuntungan yang
berada di dalam investasi ini, adalah sebagai berikut.
1.
Diverifikasi Investasi : Berinvestasi pada Reksadana
memberikan benefit berupa diversifikasi
investasi dan distribusi risiko dengan
berinvestasi pada beberapa
instrumen investasi.
2.
Dikelola Secara Profesional :
Portofolio reksa dana dikelola oleh para profesional dari perusahaan
manajer investasi yang telah memiliki
keahlian dan pengalaman
di bidangnya.
3.
Tidak Kena Pajak :
Keuntungan yang diperoleh melalui Reksadana tidak dikenakan pajak.
4.
Likuiditas :
Likuiditas yang relatif tinggi.
Apa
saja syarat-syarat jika ingin bergabung kedalam BNP Paribas Infrastruktur Plus
ini?
1.
Memiliki rekening di PermataBank atau PermataBank Syariah.
2.
Mendaftar SID
3.
Memiliki Profil risiko nasabah yang aktif dan sesuai dengan kondisi sebenarnya.
Adapun
contoh lain didalam Infrastruktur IT manajemen Bank Permata ini, contoh-contoh
lainnya adalah :
1. PermataMobile X
2. PermataNet
3. PermataAPI
4. PermataE-Value Chain
5. PermataE-Business
6. PermataTel dan VoiceID
7. PermataBisnis Payment Point
8. PermataSMS Navigator
9. PermataATM
10. PermataEDC
Referensi :
[1] https://www.permatabank.com/id/reksadana-retail/bnp-paribas-infrastruktur-plus
[2] https://pasardana.id/fund/490
[3] https://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Permata
[4] https://dataindonesia.id/arsip/detail/profil-pt-bank-permata-tbk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar